PALESTINA , halokabar.com - Rumah sakit di Jalur Gaza Palestina semakin parah keadaannya. Pasien yang datang semakin banyak namun obat dan peralatan medis tak lagi memadai.
Nidal Abed (51), seorang ahli bedah ortopedi, mengatakan bahwa hal yang lebih buruk daripada jeritan pasien yang menjalani operasi tanpa bius adalah wajah-wajah pucat mereka yang menunggu gilirannya.
Dilansir dari Associated Press, Abed mengaku merawat pasiennya di mana pun dia bisa, baik itu di lantai, koridor, maupun kamar yang dipenuhi 10 pasien, bukan hanya dua.
Abed harus dapat mengandalkan apa pun yang bisa dia temukan di tengah stok obat dan peralatan medis yang mulai habis seperti pakaian untuk perban, cuka untuk antiseptik, dan jarum jahit untuk bedah.
Perang antara milisi Hamas Palestina dengan militer Israel sejak 7 Oktober lalu memang sangat berdampak pada rumah sakit maupun fasilitas vital lainnya.
Rumah sakit kekurangan air bersih, stok barang-barang dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi pun sudah semakin menipis.
Bahkan saat ini bahan bakar untuk generator rumah sakit tak lagi tersisa. Banyak rumah sakit yang terpaksa menggunakan senter saat melakukan operasi.
